Indonesia sebagai Presidensi G20 2022: Peluang Besar??


Penulis: Erin Astuti

Pembimbing: Dina Irvina

Sejarah Singkat G20

Tahun 2022, akan menjadi salah satu tahun yang paling bersejarah bagi Indonesia. Bagaimana tidak, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam forum G20 (Group of Twenty). G20 merupakan platform multilateral strategis yang menghubungkan negara-negara maju dengan negara-negara berkembang di dunia. G20 berperan untuk meningkatkan kerja sama negara-negara tersebut di sektor ekonomi dan keuangan dalam agenda global strategis. Dibentuk atas inisiasi anggota G7, G20 merangkul negara-negara maju dan negara-negara berkembang lainnya untuk bersama-sama mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin.

G20 didirikan pada tahun 1999 dengan dilandasi kebutuhan untuk merespon guncangan ekonomi global yang diakibatkan oleh globalisasi. Forum ini beranggotakan 19 negara ditambah Uni Eropa dengan komposisi 11 negara maju dan 9 negara berkembang. Bersama-sama, anggota G20 merepresentasikan 80% PDB global, 67% populasi dunia, 75% perdagangan internasional, dan sumber lebih dari 75% emisi gas rumah kaca. Menjadi salah satu kekuatan besar di dunia, G20 bertujuan untuk mendiskusikan kebijakan-kebijakan dalam rangka mewujudkan stabilitas keuangan internasional. Lebih lanjut, G20 juga bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

g20 indonesia 2022

Gambar 1. Negara-Negara Anggota G7, G8, dan G20

Pada awal pembentukannya, G20 merupakan forum pertemuan antara Menteri Keuangan dengan Gubernur Bank Sentral. Namun sejak tahun 2008, G20 juga menghadirkan Kepala Negara/Pemerintahan dalam Konferensi Tingkat Tingginya (KTT/Summit). Lebih lanjut, pada tahun 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan. Sejak saat itu, G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Non-Keuangan (Sherpa Track).

Indonesia sebagai Presidensi G20 2022

Forum G20 tidak memiliki sekretariat permanen. Setiap tahunnya Presidensi G20 diemban oleh salah satu negara anggota yang ditetapkan secara konsensus pada Konferensi Tingkat Tinggi berdasarkan sistem rotasi kawasan. Indonesia sebagai negara yang akan mengemban Presidensi G20 2022 penetapannya telah dilakukan pada saat Riyadh Summit 2020, dengan serah terima pada akhir KTT Roma pada tanggal 30 s.d. 31 Oktober 2021. Sebagai negara terpilih, Indonesia memiliki andil untuk menentukan topik pembahasan forum. Demi memastikan kelancaran penyelenggaraan Presidensi G20 setiap tahunnya, Presidensi tahun berjalan, Presidensi sebelumnya, dan Presidensi selanjutnya (disebut Troika) secara intensif akan melakukan koordinasi untuk membahas kesinambungan agenda prioritas G20. Saat ini yang menjadi negara Troika yaitu Italia, Indonesia, dan India.

Tema, Pilar, dan Logo Presidensi G20 2022

Menjadi Presidensi G20 2022, Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger" yang artinya “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat”. Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak negara-negara di seluruh dunia untuk bahu-membahu dan saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Presidensi G20 Indonesia 2022 akan menekankan 3 (tiga) pilar utama yaitu sebagai berikut:

  1. Promoting Productivity, mempromosikan produktivitas melalui penguatan sumber daya manusia;
  2. Increasing Resilience and Stability, meningkatkan daya tahan perekonomian Indonesia yang semakin tangguh dan berkelanjutan; dan
  3.  Ensuring Sustainable and Inclusive Growth, memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.

Menjadi Presidensi G20 2022 merupakan momentum yang tepat untuk mengenalkan tradisi dan budaya di Indonesia yang begitu beragam. Memanfaatkan momentum ini, Indonesia menggunakan motif Kawung yang berbentuk siluet Gunungan sebagai logo Presidensi G20 2022 di Indonesia.

Gambar 2. Logo Presidensi G20 Indonesia 2022

Kawung merupakan salah satu motif batik yang paling terkenal dari Yogyakarta. Motif ini menggambarkan tekad bulat dan berguna bagi sesama (Stronger and Together). Sedangkan Gunungan, sebagaimana dalam cerita pewayangan, menggambarkan perpindahan babak. Babak yang dimaksud di sini adalah babak menuju pemulihan ekonomi dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Di sisi siluet Gunungan menunjukkan sulur tanaman yang tumbuh. Hal ini menggambarkan visi Indonesia mengenai representasi semangat pemulihan yang hijau, inklusif, dan berkelanjutan. Warna merah putih pada Gunungan bermotif Kawung menggambarkan warna bendera Indonesia. Sementara warna biru pada tulisan “G20 Indonesia 2022” menggambarkan jati diri Indonesia sebagai negara maritim.

Peluang Indonesia sebagai Presidensi G20 2022

Indonesia telah bergabung menjadi anggota G20 sejak forum ini dibentuk pada tahun 1999. Bagi Indonesia, keikutsertaan dalam forum ini dapat menjadi tempat untuk melakukan berbagai upaya demi mencapai kepentingan nasional. Berikut adalah peluang-peluang yang dapat diperoleh Indonesia ketika menjadi Presidensi G20 di tahun 2022.

Ideologi Negara. Forum G20 menjadi peluang bagi Indonesia untuk menjalankan salah satu amanat UUD 1945 alinea IV, yaitu:

“…dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,...”

Pemulihan Ekonomi. Kunjungan ribuan delegasi asing dalam rangkaian acara yang kumulatif dari berbagai negara akan mendorong roda perekonomian Indonesia. Diperkirakan konsumsi domestik akan meningkat sebesar Rp1,7 Triliun dan PDB domestik akan meningkat sebesar Rp7,43 Triliun. Selain itu, menjadi Presidensi G20 2022 juga diperkirakan akan meningkatkan peran UMKM dan membantu penyerapan sebanyak 33.000 tenaga kerja di berbagai sektor. Menjadi Presidensi G20 2022 juga menjadi peluang bagi Indonesia untuk bersama dengan negara anggota lainnya berupaya dalam mengatasi dampak buruk dari pandemi. Terutama bagi yang paling terkena dampak seperti perempuan, kaum muda, pekerja informal dan berketerampilan rendah, dan lain sebagainya.

Sosial dan Budaya. Menjadi Presidensi G20 2022, Indonesia dapat memanfaatkan forum ini untuk menjadi ajang showcase pengenalan budaya Nusantara kepada negara-negara di dunia. Presiden Jokowi dalam akhir sambutannya di acara G20 Indonesia Presidency 2022 Opening Ceremony di Jakarta pada tanggal 1 Desember 2021 menyampaikan:

“Saya mengundang para delegasi untuk datang ke Indonesia untuk melihat keindahan alam Indonesia, untuk menyaksikan keunikan keragaman budaya Indonesia, dan merasakan keramahtamahan masyarakat Indonesia.”

Sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, indonesia menjadi tempat yang tiada duanya. Keberagaman suku, bangsa, agama, hingga bahasa, disatukan dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Keindahan alam dan keanekaragaman flora, fauna, tradisi hingga kuliner di Indonesia akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat di dunia.

Pariwisata dan Jasa. Penyelenggaraan pertemuan di berbagai kota akan menggairahkan sektor pariwisata dan jasa. Menyambut peluang ini, Indonesia tengah menyiapkan beberapa side event. Setidaknya akan ada 46 paket wisata (27 Excursion package dan 19 Post Tour Package) yang ditawarkan untuk kebutuhan pre dan post tour G20. Selain itu, Indonesia juga tengah menyiapkan berbagai produk ekonomi kreatif lokal yang akan dijadikan sebagai souvenir untuk para delegasi KTT G20. Dalam jangka panjang, Presidensi G20 2022 dipastikan akan meningkatkan jumlah wisatawan dan investasi di Indonesia.

Kesehatan. Pandemi COVID-19 telah menjadi guncangan ekonomi paling signifikan dalam sistem keuangan global sejak awal berdirinya G20. Pandemi COVID-19 juga menjadi krisis ekonomi pertama yang disertai upaya bersama untuk “build back better” terutama melalui pemulihan yang climate-compatible. Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 memandang bahwa pemulihan ekonomi global menunjukkan adanya perbaikan seiring dengan masifnya program vaksin di dunia serta berlanjutnya kebijakan extraordinary dalam menangani pandemi COVID-19. Meskipun demikian, tanda-tanda pemulihan masih belum merata antarnegara. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kecepatan vaksinasi.

Menjadi tuan rumah G20 2022 adalah salah satu kesempatan besar Indonesia untuk berkontribusi secara konkrit dalam mengatasi tantangan pandemi COVID-19 melalui kerja sama ketersedian vaksin yang aman, efektif, dan terjangkau. Indonesia juga dapat berperan secara lebih konkrit untuk memastikan setiap negara berkomitmen dalam menjamin akses dan distribusi vaksin bagi semua negara di dunia, demi mencapai pemulihan ekonomi global bersama-sama. Selain itu, hal ini tentunya juga akan mempercepat tujuan vaksinasi setidaknya 70% dari populasi di semua negara pada pertengahan tahun 2022 sebagaimana yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO). Lebih lanjut, forum G20 ini juga dapat dijadikan etalase yang menyuguhkan kemajuan program vaksinasi dan sistem kesehatan Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Climate Change dan Energi. Isu climate change menjadi salah satu ancaman terbesar bagi perekonomian dan masyarakat di dunia. G20 bersepakat untuk mendukung pentingnya mengatasi climate change dan telah menjadikan isu ini agenda G20 sejak KTT pertama pada tahun 2008. Meskipun demikian, sebagian besar negara anggota G20 tidak mengubah agenda tersebut menjadi sebuah tindakan nyata.

Kunci utama pendekatan G20 untuk mengatasi perubahan iklim adalah kebijakan energinya. Pada KTT Pittsburgh 2009, G20 menunjukkan kepemimpinannya dalam masalah iklim ketika mengakui kebutuhan untuk menghapus subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien. Namun sekali lagi hal ini tidak mengarah pada perubahan nyata dari negara-negara G20. Akibatnya, kemajuan G20 dalam mencapai reformasi subsidi bahan bakar fosil untuk mengatasi isu climate change sebagian besar dianggap gagal.

Menjadi Presidensi G20 2022 memberikan peluang bagi Indonesia untuk menciptakan upaya kolaborasi level global dalam menghadapi ancaman climate change. Suara Indonesia menjadi penting karena mencerminkan kepentingan negara-negara berkembang. Sebagai Presidensi G20 2022, Indonesia akan mengusung isu perubahan iklim, terutama dari sisi finance. Di dalam forum G20 juga akan dibentuk Sustainable Finance Working Group (SFWG) yang salah satunya akan membahas asesmen pengelolaan risiko iklim dan sustainability.

Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan. Menjadi Presidensi G20 2022 memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk andil dalam isu keanekaragaman hayati dan lingkungan. Seperti yang dinyatakan dalam hasil G20 Summit di Italia, bahwa para pemimpin G20 telah berkomitmen untuk menghentikan dan mengembalikan keanekaragaman hayati yang hilang pada tahun 2030. Indonesia akan berkesempatan untuk turut memastikan setidaknya 30% daratan dan 30% lautan dilestarikan atau dilindungi pada tahun 2030. Lebih lanjut Indonesia juga dapat berkontribusi dalam mencapai tujuan aspirasional penanaman 1 triliun pohon pada tahun 2030 dengan melibatkan sektor swasta dan masyarakat.

Pembangunan Infrastruktur dan Dukungan G20. Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang masif dan permanen di berbagai sektor, termasuk di sektor infrastruktur. Akibat pandemi, aliran investasi di sektor infrastruktur menjadi terganggu. Bank Dunia pada tahun 2021 melaporkan bahwa pada paruh pertama tahun 2020, investasi sektor swasta dalam proyek infrastruktur di negara berkembang turun 56% dari periode yang sama pada tahun 2019. Lebih lanjut, pandemi juga mengakibatkan peningkatan ketimpangan antar daerah dalam penyediaan infrastruktur. Ketimpangan yang semakin besar ini mempengaruhi program nasional untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif.

Oleh karena itu, sebagai Presidensi G20 2022, Indonesia mengambil beberapa tema yang sesuai dengan kebutuhan untuk pemulihan ekonomi yang didorong oleh infrastruktur bagi Indonesia. Beberapa tema tersebut antara lain:

  1. Mempromosikan investasi infrastruktur yang berkelanjutan;
  2. Mengatasi kesenjangan sub-nasional untuk meningkatkan inklusi sosial;
  3. Meningkatkan investasi digital dan InfraTech; dan
  4. Memajukan infrastruktur transformatif pasca-COVID.

Lebih lanjut, beberapa tema tersebut merupakan kelanjutan dari hasil pada forum G20 tahun 2021 antara lain pendalaman terkait Quality Infrastructure Investment (QII) Principle pada beberapa sektor seperti energi, penyediaan air dan pengolahan air limbah, transportasi, dan infrastruktur perkotaan.

Baca juga: Penerapan Quality Infrastructure Investment dalam Proyek Infrastruktur di Indonesia

Mendapatkan peluang-peluang tersebut di tengah pentingnya pembangunan infrastruktur menjadi sangat relevan dengan upaya Pemerintah Indonesia saat ini dalam mengembangkan skema pembiayaan yang kreatif dan inovatif. Skema pembiayaan infrastruktur yang kreatif dan inovatif yang telah disiapkan oleh Pemerintah diantaranya yaitu skema pembiayaan KPBU dan juga blended financing. Diharapkan dengan skema-skema tersebut selain dapat lebih meningkatkan minat investasi sektor swasta juga dapat mendukung proyek-proyek dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Penutup

Menjadi Presidensi G20 2022, Indonesia harus dapat memanfaatkan forum ini dengan sebaik-baiknya. Johnstone (2021) menyebutkan keunggulan dari forum G20 yaitu sebagai berikut:

  1. Forum diskusi yang bebas dan jujur dapat diselenggarakan pada isu-isu ekonomi makro.
  2. G20 membawa negara-negara “kunci” yang tidak ada pada forum-forum sebelumnya (Bretton Woods Forum, G7, dan G8), seperti negara-negara BRIC (Brazil, Rusia, India dan Cina) yang ekonominya berkembang pesat pada awal G20.
  3. Jangkauan G20 yang lebih global mencerminkan potensinya sebagai kekuatan stabilisasi bagi ekonomi global, terutama melalui fasilitasi koherensi dan koordinasi kebijakan ekonomi makro.

Kesempatan menjadi Presidensi G20 2022 merupakan peluang besar bagi Indonesia. Melalui forum tersebut, Indonesia memiliki andil besar dalam menentukan keputusan global untuk memberikan solusi atas tantangan yang sedang dihadapi dunia. Dengan keadaaan dunia yang masih terdampak pandemi COVID-19, Presidensi G20 ini merupakan bentuk pengakuan atas kekuatan dan ketahanan ekonomi Indonesia. Cara kerja Indonesia dalam menghadapi tantangan pandemi akan dilihat oleh dunia. Inilah peluang Indonesia untuk memberikan contoh ketangguhan dalam menggalang solidaritas global untuk mengatasi krisis melalui koordinasi kebijakan ekonomi, aliran perdagangan, investasi, dan pencapaian pembangunan yang berkelanjutan.

Daftar Pustaka