Gelaran Pembahasan Kelompok Kerja Infrastruktur (Infrastructure Working Group) Forum G20 Presidensi Indonesia Resmi Dimulai


Oleh: Herlina Oktavianti

Sebagai negara yang telah memegang tongkat estafet presidensi G20 sejak Desember 2021, Indonesia secara resmi telah membuka pembahasan kelompok kerja infrastruktur atau dikenal dengan Infrastructure Working Group (IWG) pada tanggal 20 Januari 2022. IWG merupakan salah satu kelompok kerja dalam jalur keuangan (finance track) G20 yang secara spesifik membahas mengenai agenda prioritas bidang infrastruktur. Dalam mekanisme forum G20 diatur pembahasan untuk tiap agenda prioritas yang dilaksanakan secara berjenjang melalui pertemuan tingkat kelompok kerja, deputi, hingga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.

Infrastructure Working Group

Baca juga: Indonesia sebagai Presidensi G20 2022: Peluang Besar??

Pembentukan IWG dalam forum G20

Guna mendukung tujuan dari forum G20 untuk meningkatkan kerjasama di sektor ekonomi dan keuangan terhadap agenda global strategis, forum IWG dibentuk pada tahun 2014 sebagai warisan presidensi Australia. Kebutuhan untuk mengatasi isu investasi global terutama di bidang infrastruktur menjadi dorongan presidensi Australia untuk membentuk program multi-year Global Infrastructure Initiative”, yang berfokus pada pembahasan investasi infrastruktur publik dan swasta yang berkualitas. Sejak saat itu hingga sekarang, infrastruktur selalu menjadi topik prioritas dalam forum G20.

Melalui tema yang berbeda tiap tahunnya, tiap presidensi selalu berkomitmen untuk memajukan penyediaan infrastruktur yang berkualitas termasuk meninggalkan legacy yang nyata dan mampu menjadi rujukan ke depannya. Roadmap to Infrastructure as an Asset Class yang menjadi outcome presidensi Argentina tahun 2018 menjadi rujukan penting untuk mengoptimalisasi pemanfaatan investasi swasta dalam penyediaan infrastruktur. Dari rujukan tersebut, diterbitkan pula Principles for Quality Infrastructure Investment (Jepang, 2019) yang merupakan parameter dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan InfraTech Agenda (Arab Saudi, 2020) yang ditargetkan untuk memajukan adopsi teknologi dalam infrastruktur.

Untuk mewujudkan harapan bersama negara anggota G20 dalam bidang infrastruktur, presidensi Australia dan negara anggota menyepakati pembentukan Global Infrastructure Hub (GI Hub) pada tahun 2014. GI Hub didirikan dengan maksud untuk membantu mengatasi isu pembiayaan infrastruktur dan penyediaan infrastruktur yang berkualitas dengan misi utama untuk mendukung G20 mendorong agenda ambisius menuju infrastruktur yang berkelanjutan, resilient, dan inklusif [1]. Melalui kolaborasi dengan sektor publik dan swasta, GI Hub menghasilkan data, insights, knowledge tools, hingga program yang mampu membantu para pembuat keputusan dalam menyusun kebijakan dan menciptakan dampak positif melalui infrastruktur. Setidaknya, beberapa keluaran GI Hub yang telah dapat dirasakan manfaatnya secara luas, antara lain Global Infra Outlook yang mampu menggambarkan gap dan kebutuhan infrastruktur, InfraCompass yang menunjukkan kinerja negara dalam penyediaan infrastruktur, Infra Monitor untuk pemantauan investasi privat dalam infrastruktur, Project Pipeline, dan PPP Risk Allocation Tool [2]. Dengan dukungan GI Hub, forum IWG dalam G20 diharapkan mampu memberikan dampak yang lebih nyata terhadap pembangunan infrastruktur global.

Arah IWG dalam Presidensi Indonesia G20 2022

Arah infrastruktur kini terus berkembang seiring dengan isu perubahan iklim hingga pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 telah mengganggu arus investasi terhadap infrastruktur, sementara ruang fiskal pemerintah semakin menyusut karena kebutuhan sektor lainnya yang lebih mendesak, seperti kesehatan dan jaminan sosial. Dilaporkan sebanyak 56% investasi sektor swasta terhadap proyek infrastruktur menurun pada semester pertama tahun 2020 dibanding periode yang sama pada tahun 2019 [3]. Di sisi lain, gap kebutuhan pembiayaan pada negara berkembang dalam rangka mewujudkan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) dan pencapaian target Paris Agreement menjadi semakin lebar dari sebesar USD2,5 triliun menjadi USD3,7 triliun pada tahun 2020 [4]. Isu inilah yang mendorong Indonesia selaku presidensi G20 untuk membahas upaya pemulihan pasca pandemi Covid-19 dari sisi investasi infrastruktur dalam forum IWG.

Sebagai negara berkembang yang memiliki ekonomi terbesar di wilayah Asia Tenggara [5], Indonesia mengutamakan dan mewakili kepentingan negara berkembang dalam forum G20 tahun 2022 ini. Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang yang hampir menguasai 60% dari PDB dunia pada tahun 2030 [6] menjadi peluang bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan untuk tumbuh dan pulih kembali sebab perekonomian Indonesia juga akan ikut meningkat apabila perekonomian dunia sedang tumbuh [7].

Dalam pertemuan IWG pertama yang telah berlangsung secara virtual pada tanggal 20 s.d. 21 Januari 2022, presidensi Indonesia menyampaikan arah diskusi agenda infrastruktur selama kurang lebih setahun ke depan. Sebelumnya dalam pertemuan pertama tingkat deputi pada tanggal 10 Desember 2021 di Bali, Indonesia telah mendapat sambutan baik dari negara anggota G20 atas usulan agenda prioritas IWG. Dalam pembukaan pertemuan pertama IWG, Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur (PDPPI) selaku co-chair presidency menyampaikan 4 (empat) agenda prioritas IWG dalam presidensi Indonesia G20 2022 sebagai berikut:

1. Meningkatkan investasi infrastruktur berkelanjutan dengan mendorong partisipasi sektor swasta (scaling up sustainable infrastructure investment by leveraging private sector participation)

Pembangunan infrastruktur berkelanjutan memegang kontribusi yang signifikan dalam pencapaian komitmen global SDGs dan Paris Agreement serta pertumbuhan ekonomi jangka menengah maupun jangka panjang. Namun, tantangan pembiayaan infrastruktur menjadi semakin nyata, terlebih sejak pandemi Covid-19. Oleh karena itu, diperlukan kerjasama antar negara untuk dapat mengatasinya, terutama mengingat isu perubahan iklim bukanlah isu satu negara, namun juga seluruh negara. Untuk itu, dalam forum IWG akan dibahas mengenai strategi dalam meningkatkan investasi infrastruktur berkelanjutan dengan mendorong partisipasi swasta.

2. Menekankan peran infrastruktur dalam mendorong inklusi sosial dan mengurangi kesenjangan antar daerah (enhancing social inclusion and addressing subnational disparities)

Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara menciptakan dampak yang beraneka ragam. Ketidaksetaraan dan kemiskinan semakin memburuk di beberapa negara sehingga berdampak pada kesulitan memperoleh akses yang layak. Apabila risiko ini dibiarkan begitu saja, maka akan mengganggu kemampuan dunia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan dan inklusif. Untuk itu, dalam forum IWG perlu membahas mengenai strategi mengatasi isu inklusivitas sosial dan mekanisme pembiayaan dan pendanaan yang inovatif di daerah.

3. Meningkatkan investasi infrastruktur digital dan penggunaan teknologi dalam infrastruktur (increasing digital and InfraTech investments);

Masih terkait dengan dampak pandemi Covid-19, yakni pada sisi teknologi. Seperti yang kita sadari bersama bahwa pandemi Covid-19 menyadarkan kita bahwa pentingnya teknologi dalam kehidupan yang membatasi pertemuan jarak dekat. Infrastruktur digital maupun teknologi infrastruktur menjadi salah satu solusi dalam mengatasi hal tersebut. Melalui forum IWG ini diharapkan dapat dibahas mengenai strategi untuk meningkatkan investasi di bidang digital dan teknologi.

4. Mendorong infrastruktur transformatif pasca Covid-19 (advancing transformative infrastructure post-COVID-19)

Pandemi Covid-19 mengajarkan kita semua untuk lebih berhati-hati dan bersiap-siap untuk risiko serupa di masa depan. Program stimulus pemerintah yang digelontorkan sejak pandemi terjadi perlu untuk diidentifikasi dampaknya ke kesiapan di masa depan. Melalui pembahasan dalam topik ini, diharapkan mampu memberikan insight kepada negara anggota dalam mempersiapkan diri dan respon untuk risiko di masa depan.

Selain keempat agenda utama yang telah disampaikan di atas, Indonesia juga berkomitmen untuk melanjutkan agenda legacy infrastruktur dalam hal operasionalisasi indikator dari prinsip investasi infrastruktur berkualitas (operationalising the Quality Infrastructure Investment Indicators/QII) dan membangun tata kelola GI Hub (establishing the future governance of the Global Infrastructure Hub). Prinsip QII merupakan warisan presidensi Jepang tahun 2019 yang bertujuan untuk memastikan adanya peningkatan nilai dan kualitas layanan infrastruktur, kemampuan membayar pengguna, serta adanya manfaat yang nyata dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan. Sementara itu, tata kelola GI Hub di masa depan juga perlu untuk ditetapkan guna menjaga keberlanjutan keberadaan dan manfaat dari GI Hub.

Hasil Pelaksanaan Pertemuan IWG

Pertemuan IWG didahului dengan pelaksanaan seminar mengenai infrastruktur berkelanjutan pada tanggal 19 Januari 2022. Seminar dimaksud dihadiri oleh para negara anggota G20, organisasi internasional, dan negara undangan serta para investor internasional. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang sama mengenai infrastruktur berkelanjutan termasuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya topik infrastruktur berkelanjutan dalam mewujudkan komitmen dalam perubahan iklim. Selain itu, dalam seminar juga dibahas mengenai keberagaman penerapan standar ESG yang akan menghambat pelaksanaan infrastruktur berkelanjutan.

Selanjutnya, tanggal 20-21 Januari 2022, dilaksanakan pertemuan IWG dengan agenda utama untuk menentukan arah diskusi IWG ke depannya. Dalam hal ini, presidensi Indonesia menghimpun masukan-masukan dari para negara anggota, organisasi internasional, maupun negara undangan terhadap usulan pendekatan dan deliverables dari agenda prioritas maupun legacy infrastruktur.

Dari pertemuan tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum, para negara telah sepakat untuk mendukung agenda yang diangkat dan berkomitmen untuk memberikan dukungan yang nyata terhadap pembangunan infrastruktur yang berfokus pada pemulihan pasca pandemi Covid-19. Beberapa negara menekankan pentingnya peningkatan investasi infrastruktur yang berkelanjutan, penyediaan infrastruktur yang inklusif dan resilient, serta pemanfaatan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi jangka menengah dan panjang untuk membantu pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Selain itu, juga disampaikan bahwa upaya-upaya tersebut berkontribusi secara signifikan terhadap pemenuhan target iklim global pada tahun 2030 dan 2050.

Untuk menindaklanjuti pertemuan IWG yang pertama ini, akan dilakukan pembahasan lebih lanjut dalam tingkat yang lebih tinggi, yakni dalam pertemuan deputi dan Menteri Keuangan-Gubernur Bank Sentral yang akan dilaksanakan pada Februari mendatang. Selain itu, Indonesia selaku presidensi juga terus berupaya untuk memanfaatkan forum global ini untuk mendukung program dan proyek Indonesia yang saat ini dilaksanakan. Hal ini dilakukan agar manfaat dari forum G20 juga dapat dirasakan secara lebih riil oleh masyarakat Indonesia.

Penutup

Situasi pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan dan sosial, namun juga berpengaruh besar kepada infrastruktur. Sebagai presidensi G20 2022, Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan pengembangan infrastruktur yang berkualitas dalam rangka mewujudkan pemulihan ekonomi pasca Covid-19 dan pencapaian target global dalam isu perubahan iklim. Melalui rangkaian IWG G20 tahun 2022 ini, diharapkan akan memberikan dampak yang nyata terhadap kebijakan infrastruktur secara global pada umumnya dan Indonesia secara khususnya, seperti halnya mengatasi kesenjangan antar daerah, meningkatkan penggunaan teknologi dalam infrastruktur, hingga mewujudkan kesepakatan terkait indikator yang perlu menjadi acuan dalam pembangunan infrastruktur berkualitas sehingga memudahkan investasi swasta masuk ke negara berkembang. Dengan demikian, Indonesia selaku tuan rumah maupun negara-negara sahabat dapat segera mencapai “recover together, recover stronger” bersama.

 

Referensi:

[1] GI Hub. About the GI Hub. https://www.gihub.org/about/about/, diakses pada 24 Januari 2022.

[2] GI Hub. Explore our work. https://www.gihub.org/explore-our-work/, diakses pada 24 Januari 2022.

[3] World Bank. 2020. Private Participation in Infrastructure (PPI) 2020 Half Year Report. https://ppi.worldbank.org/content/dam/PPI/documents/PPI_2020_Half-Year_Update.pdf, diakses pada 1 Februari 2022.

[4] OECD. 2021. Mobilising institutional investors for financing sustainable development in developing countries. https://bit.ly/3Iw0mIm, diakses pada 24 Januari 2022.

[5] World Bank. 2021. The World Bank In Indonesia. https://www.worldbank.org/en/country/indonesia/overview#1, diakses pada 24 Januari 2022.

[6] OECD. Economy: Developing countries set to account for nearly 60% of world GDP by 2030, according to new estimates. https://bit.ly/3KHkbyr, diakses pada 24 Januari 2022.

[7] Kementerian Keuangan. 2021. Ini Manfaat Presidensi G20 bagi Indonesia. https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-manfaat-presidensi-g20-bagi-indonesia-1/, diakses pada 24 Januari 2022.