Pembahasan Solusi dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi Global Melalui FMCBG-G20


Oleh: Seta Alfakih BS

Pembimbing: Muhamad Ngafifi

Laporan Agenda 4th FMCBG G20

Pada tanggal 12-13 Oktober 2022 kembali diselenggarakan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers & Central Bank Governors' Meeting/FMCBG) di Washington D.C., yang merupakan pertemuan keempat sekaligus menjadi yang terakhir bagi FMCBG di bawah Presidensi Indonesia. Tiga pertemuan FMCBG G20 Presidensi Indonesia telah diselenggarakan sebelumnya, untuk FMCBG pertama pada bulan Februari 2022, FMCBG kedua pada bulan April 2022, dan FMCBG ketiga pada bulan Juli 2022.

Baca juga: G20 Melalui Presidensi Indonesia Mengirimkan Pesan Konkret Mengamankan Masa Depan Ekonomi Global

Tantangan Ekonomi Global

(Foto: Dokumen Kemenkeu-Biro KLI)

Pada FMCBG keempat ini diselenggarakan bersamaan dengan Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia 2022. Acara ini diselenggarakan secara luring dan daring dengan dihadiri 66 pimpinan secara langsung, dan 4 orang yang hadir secara virtual. Secara keseluruhan, pertemuan tersebut dihadiri oleh 371 delegasi, di mana 304 orang hadir secara langsung dan 67 orang hadir secara virtual. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memimpin sidang bersama-sama.

Dalam sambutannya sebagai perwakilan presidensi, Sri Mulyani menyampaikan bahwa, Indonesia telah bersungguh-sungguh untuk mengupayakan diskusi G20 berjalan lancar dan menyampaikan apresiasi yang tinggi atas dukungan kuat dari semua anggota. Sri Mulyani menyatakan, “kita harus terus melangkah ke depan – kita perlu menghasilkan aksi konkret dengan menunjukkan semangat kerja sama, kolaborasi, dan konsensus”.

Dengan adanya tantangan perekonomian global yang berkepanjangan akibat inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan persisten, kondisi keuangan yang semakin ketat, perang Rusia melawan Ukraina, pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, dan ketidaksesuaian penawaran-permintaan semakin memperlambat prospek ekonomi global, anggota G20 menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kebijakan yang dikalibrasi dengan baik, direncanakan dengan baik, dan dikomunikasikan dengan baik untuk mendukung pemulihan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan keadaan khusus masing-masing negara.

Sebagai bukti konkret dari anggota Negara G20 mendukung agenda utama Presidensi Indonesia “Recover Together, Recover Stronger”, Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 dalam FMCBG keempat mengambil enam langkah nyata sebagai berikut:

1. Ekonomi Global

G20 memperkuat koordinasi dan aksi nyata yang diselaraskan pada isu penting bagi stabilitas ekonomi global termasuk ketahanan pangan dan energi.

Melihat kondisi global saat ini, G20 menekankan pentingnya menjaga respon kebijakan fiskal yang mampu bergerak cepat dan fleksibel, serta langkah-langkah pengendalian yang bersifat sementara dan tepat sasaran untuk menghindari tekanan inflasi yang tinggi. Dalam hal ini, G20 menegaskan kembali pentingnya kerja sama kebijakan makro untuk menjaga stabilitas keuangan, dan kebijakan fiskal jangka panjang yang berkelanjutan, serta melindungi risiko penurunan dan dampak negatif efek spillover. G20 juga menegaskan kembali pentingnya kebijakan makroprudensial, pembangunan berkelanjutan, dan transisi berkelanjutan.

Selain itu untuk meningkatkan stabilitas harga dan menghindari spillover, G20 juga berkomitmen untuk mengkalibrasi laju pengetatan kebijakan moneter secara tepat.

2. Arsitektur Keuangan Internasional

G20 memperkuat komitmen untuk memastikan ketahanan arsitektur keuangan internasional jangka Panjang.

G20 akan terus memantau risiko peningkatan volatilitas/fluktuasi arus modal, spillover negatif, dan kondisi pasar yang tidak merata. Selain itu, G20 juga terus mendukung alokasi penyaluran Special Drawing Right (SDR) untuk membantu golongan yang paling rentan serta meningkatkan kapasitas sumber daya Multilateral Development Banks melalui tinjauan Kerangka Kecukupan Modal, dan di saat yang sama memastikan penerapan Common Framework pada Debt Treatment di luar Debt Service Suspension Initiative (DSSI).

3. Peraturan Sektor Keuangan

G20 menegaskan kembali komitmen dalam regulasi dan pengawasan sektor keuangan untuk memperkuat sistem keuangan internasional.

G20 terus memperkuat sektor keuangan global melalui peningkatan pemantauan risiko dan melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi dan digitalisasi. Dalam konteks ini, G20 menyambut baik penilaian FSB mengenai pengawasan dan regulasi “stablecoin” global, serta aktivitas pasar asset kripto dan menerima panduan akhir oleh BIS CPMI dan IOSCO yang menegaskan bahwa prinsip untuk infrastruktur pasar keuangan berlaku dalam pentingnya pengaturan stablecoin yang sistematis.

4. Keuangan Berkelanjutan

G20 menegaskan komitmen untuk memperkuat agenda keuangan berkelanjutan dan mendukung transisi ekonomi hijau.

Untuk mendukung infrastruktur yang transformatif, G20 mendukung Infra Tracker 2.0 dan Ringkasan Studi Kasus G20 dalam Infrastruktur Keuangan Digital: Masalah, Praktik dan Inovasi. Anggota G20 juga mendorong kualitas investasi infrastruktur dengan mendiskusikan pembangunan Quality Infrastructure Investment (QII) Indicators.

Para anggota G20 juga mendukung secara sukarela dan tidak terikat dengan Global Infrastructure (GI) Hub Framework tentang cara terbaik dalam menjangkau partisipasi pihak swasta guna meningkatkan investasi infrastruktur yang berkelanjutan, dengan tetap mempertimbangkan situasi negara, serta akan menambahkan investasi dari sumber lain, termasuk investasi publik dan keuangan yang disediakan oleh Multilateral Development Banks (MDBs).

5. Investasi Infrastruktur

G20 berkomitmen untuk merevitalisasi investasi infrastruktur yang berkelanjutan, inklusif, dan terjangkau.

G20 menekankan pentingnya kemajuan dalam agenda keuangan yang berkelanjutan dan mendukung transisi ekonomi hijau guna mencapai target bebas karbon. Selain itu, pada tahun ini Presidensi G20 Indonesia mendukung Laporan Ekonomi Berkelanjutan G20 yang mana mewujudkan 3 agenda utama:

  1. pembangunan kerangka transisi keuangan yang memperhatikan aktivitas transisi iklim, termasuk transisi energi, dan meningkatkan kredibilitas komitmen institusi keuangan.
  2. memperbesar keuangan berkelanjutan dengan berfokus pada peningkatan aksesibilitas dan keterjangkauan.
  3. mendiskusikan pengungkit kebijakan yang menginsentifkan keuangan dan investasi serta mendukung transisi.

6. Perpajakan Berkelanjutan

G20 menegaskan kembali komitmen untuk mengimplementasikan kesepakatan paket pajak internasional dua pilar G20/OECD.

Para anggota mendukung pekerjaan yang tengah berlangsung pada Pilar Satu dan menyambut penyelesaian dari Global Anti-Base Erosion (GloBE) Model Rules pada Pilar Dua.

Selain itu, para anggota menyerukan OECD/G20 Inclusive Framework on Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) untuk merampungkan Pilar Satu, dan dengan menandatangani Konvensi Multilateral pada paruh pertama 2023, dan untuk menyelesaikan negosiasi Aturan Subjek Pajak (Subject to Tax Rule/STTR) dalam Pilar Dua yang akan memungkinkan pembangunan instrumen multilateral untuk implementasinya.

Selanjutnya para anggota juga menegaskan tujuan G20 untuk memperkuat agenda pajak dan pembangunan sehubungan dengan G20 Ministerial Symposium on Tax and Development pada Juli 2022, dan memperhatikan G20/OECD Roadmap on Developing Countries and International Tax, serta mendukung perkembangan yang dicapai dalam mengimplementasikan standar transparansi pajak yang disetujui secara internasional.

Berdasarkan poin-poin di atas, tentunya perlu kita syukuri salah satu hasil nyata terutama dalam sektor keuangan dari penyelenggaraan G20 Presidensi Indonesia ini. Dalam hal ini tentunya Indonesia menunjukan komitmennya sebagai presidensi untuk mendorong partisipasi aktif dari semua anggota untuk mewujudkan hasil nyata sebagaimana dalam tema G20 kali ini yaitu “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema tersebut, Indonesia berhasil mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Referensi

  1. Kemenkeu. Press Release: 4th Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting. https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/siaran-pers/Menteri-Keuangan-dan-Gubernur-Bank-Sentral-G20, diakses pada 19 Oktober 2022.
  2. G20 Indonesia 2022. https://g20.org/documents/, diakses pada 19 Oktober 2022.
  3. Instagram Kementerian Keuangan https://www.instagram.com/p/Cj2yjr5h7Nd/?igshid=YmMyMTA2M2Y=, diakses pada tanggal 20 Oktober 2022.

Tags